Banyak psikolog kepribadian kontemporer percaya bahwa ada lima dimensi dasar kepribadian, yang sering disebut sebagai sifat-sifat kepribadian “5 Besar”. Ciri-ciri kepribadian 5 Besar adalah keterbukaan (Openness), kesadaran atau kecermatan (Conscientiousness), Ekstraversi (juga sering dieja ekstroversi), keramahan (Agreeableness), dan Neurotisisme (yang di dalam tes Personality 5.0 disebut sebagai Emotional Stability).
Bukti teori ini telah berkembang selama bertahun-tahun dengan munculnya teori dasar pada tahun 1949 yang dikembangkan oleh D. W. Fiske dan kemudian diperluas oleh peneliti lain termasuk Norman (1967), Smith (1967), Goldberg (1981), dan McCrae & Costa (1987).
Menurut Dasar-dasar Perilaku Organisasi: Edisi ke-14, banyak penelitian yang mendukung model kepribadian ini, dan skor tes ini telah menjadi alat prediksi yang kuat tentang bagaimana orang akan berperilaku dalam kehidupan nyata. Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Academy of Management Journal menemukan bahwa semua sifat “lebih prediktif terhadap kinerja pekerjaan.”
Puluhan tahun para peneliti mencoba menentukan sifat-sifat kepribadian apa untuk menganalisis perilaku seseorang. Gordon Allport pernah menemukan lebih dari 4000 sifat.
Bahkan ketika angka ini dikurangi menjadi 16 oleh Raymond Cattel, hal ini masih dianggap terlalu rumit. Sebaliknya, saat Hans Eysenck menawarkan hanya 3 sifat, dianggap kurang dapat menggambarkan seluruh kepribadian. Di sinilah lima besar sifat kepribadian dimulai.
Lima Besar Sifat Kepribadian dapat membantu Anda untuk lebih memahami bagaimana kepribadian seseorang dibandingkan dengan orang lain dan memberi nama (tipologi) pada karakteristik mereka. Deskripsi kepribadian ini juga bermanfaat untuk mengeksplorasi hubungan antara kepribadian dan banyak indikator kehidupan dan pekerjaan.
Sebagai contoh, jika seseorang memiliki skor A (Agreeableness) tinggi yang berarti ia cukup menyenangkan sebagai seorang pribadi, apa artinya dalam hubungan dengan rekan-rekan kerjanya? Atau bagaimana kestabilan emosi berdampak pada keseimbangan kehidupan kerja?
Kita dapat menguraikan pentingnya 5 Besar Sifat Kepribadian dalam berbagai aspek seperti:
Bagaimana anggota tim atau seluruh karyawan bisa akur? Apa dampak seorang karyawan yang sering bekerja dengan penuh semangat terhadap motivasi rekan kerjanya? Apakah Anda sedang membangun tim di mana komunikasi sedang terhambat dan kurang ada kepercayaan di antara para anggota tim? Apakah Anda memiliki anggota tim yang mudah berhubungan dengan orang lain dan sekaligus cermat dalam menyelesaikan tugasnya?
Seseorang yang memiliki skor tinggi tinggi dalam O, A, dan E dapat menghasilkan manajemen tim yang lebih efektif. Orang dengan A tinggi, misalnya, mampu bersikap kooperatif, dan dapat dipercaya.
Hanya dengan melihat skor E yang rendah bisa jadi sulit untuk memahami motivasi karyawan. Namun dengan menggabungkannya dengan skor A Tinggi, yang mencakup empati, akan memudahkan Anda untuk mengetahui akar penyebab motivasi seseorang.
Memahami seperti apa kepribadian tiap anggota tim tentu Penting dalam membangun tim. Misalnya, tim yang sebagian besar terdiri atas individu-individu dengan skor C tinggi (cermat) merupakan formasi tim yang berpeluang sukses paling besar.
Dan jika tim tersebut juga memiliki skor O yang cukup tinggi, maka akan tumbuh sikap terbuka, seperti menerima perbedaan dan menerima tantangan baru, serta menerima keputusan tentang siapa yang dipekerjakan, maupun menemukan solusi alternatif dalam menghadapi kendala.
Sifat kepribadian E yang tinggi akan sangat penting dalam mengembangkan interaksi, sementara skor tinggi dalam sifat A akan membuat komunikasi antar-rekan kerja menjadi terbuka.
Jika Anda ingin membangun pemimpin yang hebat, maka Anda perlu mempertimbangkan pentingnya model 5 besar kepribadian ini. Model ini akan memberi Anda semua alat yang Anda perlukan untuk menemukan para pemimpin di organisasi Anda yang mungkin selama ini tersembunyi.
Misalnya, Anda mungkin beranggapan bahwa seorang ekstrovert adalah pemimpin yang baik. Walau orang dengan skor E tinggi cenderung menunjukkan keterampilan kepemimpinan yang baik, mudah bergaul, dan mendorong diskusi, penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak orang ekstraver dalam sebuah tim malah menurunkan efektivitas.
Sifat ekstraversi atau energi (E) biasanya merupakan sifat kepemimpinan paling kuat, diikuti dengan kecermatan (C), keterbukaan terhadap pengalaman (O), stabilitas emosi (N), dan yang paling jarang ada pada pemimpin adalah sifat ramah (A). Meskipun begitu, Anda perlu memikirkan tentang apa yang menjadikan seorang pemimpin yang baik.
Misalnya, kesadaran (C) atau disiplin diri, adalah salah satu faktor terpenting dalam diri seorang pemimpin, khususnya dalam situasi penuh tekanan ketika tanggung jawab dan keandalan adalah hal yang sangat penting.
Bagaimana jika Anda memilih seorang pemimpin yang teliti (skor C tinggi)? Mereka akan rajin mengerjakan tugas-tugas pribadinya, dan akan terus menuntaskannya sampai selesai. Maka para bawahannya akan memberikan kepercayaan padanya karena mereka dapat diandalkan.
Menjadi individu yang dapat diandalkan juga berkaitan erat dengan wawasan terhadap masalah yang dihadapi. Meski bisa saja pemimpin ini kurang memiliki bentuk kecerdasan lain tapi pengetahuannya tentang situasi yang relevan adalah kuncinya.
Keterbukaan terhadap pengalaman (O) juga penting ketika memimpin sebuah tim. Para pemimpin akan berada dalam situasi di luar kendali mereka, situasi yang terus berkembang di mana jika ada masalah yang tidak terduga atau ada sesuatu yang akan terjadi, kemampuan mereka untuk mengambil keputusan eksekutif adalah hal yang positif. Kreativitas dan inovasi dalam situasi sulit atau saat-saat membingungkan akan muncul karena sifat terbuka. Maka memiliki pemimpin yang banyak akal – karena ia punya keterbukaan tinggi, tentulah menjadi suatu keuntungan tersendiri.
Peran kepemimpinan yang sebaiknya juga ada adalah neurostability (N). Mereka akan lebih yakin dengan keputusan yang dibuatnya. Dalam menghadapi krisis, mereka juga lebih tenang. Orang-orang yang berada di dekatnya juga cenderung tidak perlu menerima beban stres tambahan akibat sikap dan reaksi pemimpinnya yang impulsif.
Sedangkan sifat A (ramah) yang tinggi akan membuat seorang pemimpin menyenangkan bagi orang di sekitarnya walau belum tentu ia sanggup menuntaskan tujuan timnya. Dengan skor A tinggi bisa saja seorang pemimpin malah kurang memiliki ketegasan.
Secara tradisional, tes kepribadian 5 besar, termasuk Personality 5.0 dilakukan dengan kuesioner dan jawaban pilihan ganda.
Sebagai contoh, pertanyaan-pertanyaan di bawah ini akan menanyakan seberapa setuju atau tidaknya seseorang bahwa dirinya adalah seseorang yang seperti digambarkan oleh pernyataan tertentu, seperti:
• “Aku senang mencoba pengalaman-pengalaman baru” (untuk sifat keterbukaan atau Openness)
• “Aku selalu memikirkan kepentingan orang lain” (untuk sifat kesadaran atau Conscientiousness).
• “Aku nyaman menjadi pusat perhatian di sebuah pesta” (untuk sifat Extraversion)
• “Aku mudah mempercayai orang lain” (untuk sifat kesesuaian atau Agreeableness)
• “Aku selalu mencemaskan masa depanku” (untuk sifat neurostability).
Peserta tes dapat menjawab “Sangat Setuju” hingga “Sangat Tidak Setuju” (dengan beberapa alternatif di antaranya). Jawaban ini akan menentukan pada titik skala mana orang tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiap sifat kepribadian.
Penilaian berdasarkan tes kepribadian 5 besar sangat dapat diandalkan, asalkan penelitian yang memadai telah dilakukan dan dibuktikan.
Hingga saat ini, model ini merupakan model psikologis yang paling tervalidasi dan dapat diandalkan secara ilmiah untuk mengukur kepribadian. Ini digunakan untuk membantu memprediksi perilaku serta kepribadian. Model ini tetap menjadi model yang dapat diandalkan yang dapat digunakan secara konsisten oleh dunia bisnis dan penelitian ilmiah dalam jangka waktu yang lama dalam membantu menciptakan model-model baru, yang memprediksi perilaku seseorang di tempat kerja, respon terhadap situasi stres, dan bahkan memahami aspek-aspek studi sosial tertentu.
Keterbukaan menunjukkan keinginan untuk belajar dan mengalami hal-hal baru baik terhadap dunia maupun orang lain. Sifat ini mencakup imajinasi dan wawasan sehingga pemilik sifat ini memiliki beragam minat dan menjadi lebih berani dalam mengambil keputusan.
Kreativitas juga berperan besar dalam sifat keterbukaan; hal ini mengarah pada zona nyaman yang lebih luas dalam hal pemikiran abstrak dan lateral.
Bayangkan orang yang selalu memesan menu paling eksotis, pergi ke berbagai tempat dan memiliki minat yang tak pernah terpikirkan oleh Anda… yaitu seorang yang memiliki sifat keterbukaan yang tinggi.
Sebaliknya, orang dengan keterbukaan rendah cenderung punya pandangan hidup yang lebih tradisional dan mungkin kesulitan memecahkan masalah di luar zona nyaman pengetahuan mereka.
Sifat conscientiousness dapat diterjemahkan sebagai kecermatan maupun kesadaran — sifat yang mencakup perhatian tingkat tinggi, pengendalian impuls yang baik, dan perilaku yang diarahkan pada tujuan. Pendekatan terorganisir dan terstruktur ini kerap ditemukan pada orang-orang yang bekerja di bidang sains dan keuangan ritel yang butuh orientasi detail dan pengorganisasian sebagai keterampilan kerja mereka.
Orang yang sangat cermat akan secara teratur membuat rencana ke depan dan menganalisis perilakunya sendiri untuk melihat pengaruhnya terhadap orang lain.
Contoh dari orang yang cermat adalah seseorang yang Anda kenal yang selalu merencanakan pertemuan berikutnya – sambil terus menanyakan kabar Anda. Mereka suka mengatur tanggal dan acara tertentu dan fokus ketika bertemu dengan Anda.
Orang dengan kecermatan rendah cenderung tidak menyukai struktur dan jadwal, menunda-nunda tugas penting, dan juga gagal menyelesaikan tugas.
Ekstraversi (kadang diucapkan sebagai ekstroversi) adalah sifat yang sering kita temui dalam kehidupan. Ia mudah dikenali secara luas sebagai “seseorang yang bersemangat saat bersama orang lain” atau Energi.
Ekstraversi atau energi mencakup sifat banyak bicara, tegas, dan secara emosional ekspresif. Mereka senang jadi pusat perhatian, senang bertemu orang-orang baru, dan punya kelompok teman dan kenalan yang cukup luas.
Orang ekstrovert cenderung memiliki peran publik, seperti bidang penjualan, pemasaran, pengajaran, dan politik. Bila menjadi pemimpin, orang ekstrover cenderung menonjol di antara kerumunan dan aktif mengerjakan berbagai hal.
Namun kita semua punya beberapa teman atau anggota keluarga yang tidak terlalu suka bergaul dalam interaksi sosial, yang kita sebut introvert. Mereka lebih menyukai kesendirian dan kurang energi dalam situasi sosial. Menjadi pusat perhatian atau berbasa-basi bisa sangat melelahkan.
Orang yang menunjukkan keramahan (agreeableness) tinggi akan menunjukkan tanda-tanda kepercayaan, altruisme, kebaikan, dan kasih sayang. Mereka cenderung memiliki perilaku prososial yang tinggi, mudah membantu orang lain.
Berbagi, menghibur, dan bekerja sama adalah sifat-sifat dari tipe kepribadian dengan skor A tinggi. Empati terhadap orang lain umumnya dipahami sebagai bentuk lain dari keramahan meskipun istilah tersebut kurang tepat.
Kebalikan dari sifat mudah bekerjasama ini adalah mudah melawan — yang terwujud dalam ciri ciri perilaku yang tidak menyenangkan secara sosial. Mereka manipulatif, kurang peduli, tak menunjukkan simpati, dan kurang perhatian pada orang lain.
Orang ramah cenderung berkarier di bidang seperti pekerja sosial, kedokteran, kesehatan mental, pemadam kebakaran, atau sukarelawan.
Neurotisisme ditandai dengan kesedihan, kemurungan, dan ketidakstabilan emosi. Sering disalahartikan sebagai perilaku anti sosial atau masalah psikologis lain, padahal neurotisisme adalah respons fisik dan emosional terhadap stres dan ancaman yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari seseorang.
Dalam tes kepribadian OCEAN, skoring komponen neurotisisme ini terbalik dari empat komponen lainnya. Karena itu, dalam tes Personality 5.0, komponen ini diganti menjadi Neuro-stability agar memiliki skoring yang sama persis dengan empat sifat kepribadian lain.
Pribadi dengan stabilitas emosi cenderung mampu menghadapi stres, jarang murung, tidak mudah khawatir, dan lebih rileks.
Individu dengan stabilitas emosi rendah cenderung mengalami perubahan suasana hati, kecemasan, dan mudah tersinggung. Mereka mudah terpengaruh oleh tingkat stres yang tinggi dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi mereka.
Saat merekrut calon karyawan (atau menguji karyawan yang sudah ada), 5 sifat kepribadian akan membantu Anda memahami perilaku di tempat kerja dan secara akurat memprediksi kinerja di masa depan. Setiap tipe kepribadian akan berdampak pada lingkungan kerja dan staf lainnya. Mampu mengidentifikasi dampak positif atau negatif ini akan mempengaruhi keputusan dalam mempekerjakan atau mempertahankan staf.
Kandidat dengan skor keterbukaan (O) tinggi akan bersedia mempelajari keterampilan, prosedur, dan alat baru. Jika dihadapkan pada permasalahan yang lebih kompleks, mereka akan cenderung lebih memikirkan solusi yang komprehensif dan akan fokus untuk mengatasi permasalahan baru yang mungkin sebelumnya terabaikan.
Kandidat dengan skor kesadaran (C) tinggi belum tentu duduk di mejanya sampai akhir jam kerja. Namun mereka akan bersemangat menyelesaikan tugas-tugas mereka, memenuhi tenggat waktu dan menjadi orang yang mandiri; membutuhkan sedikit panduan untuk menyelesaikan tugas. Sebaliknya, karyawan dengan skor C rendah akan membutuhkan ekstra fokus, lebih banyak waktu dan perhatian untuk menyelesaikan tugasnya.
Skor ekstraversi atau energi (E) yang ideal akan bergantung pada peran apa yang ingin Anda rekrut. Orang dengan E tinggi kerap dipandang sebagai pemimpin dalam sebuah tim, sehingga mereka akan berhasil di bidang yang memungkinkan mereka berkembang dari interaksi dengan orang lain: penjualan, pemasaran & PR – bidang yang memerlukan keterampilan berhubungan dengan banyak orang. Namun bidang pekerjaan yang lebih teknis, yang memerlukan fokus khusus atau tingkat isolasi tertentu, bukanlah pilihan yang tepat untuk orang dengan skor Energi tinggi.
Kandidat dengan keramahan (A) tinggi akan cocok dengan peran yang membutuhkan keterampilan pribadi dan kemampuan untuk melayani orang lain, seperti layanan konsumen. Tentu saja, sifat A rendah akan berdampak buruk dalam lingkungan yang menuntut kerja tim yang kuat, bahkan bisa menyebabkan masalah besar dalam mencapai target bersama.
Terakhir, kandidat yang menunjukkan kestabilan emosi (Neurostability) rendah tidak akan cocok untuk peran di mana terdapat perubahan terus menerus, tugas-tugas yang memerlukan inisiatif, atau tingkat stres tinggi. Namun, mereka dengan stabilitas emosi tinggi akan berhasil dalam skenario tempat kerja seperti ini.
Ciri-ciri ini membantu kita memahami bagaimana kita berperilaku di masa depan, di tempat kerja, dan dalam keadaan tertentu. Untuk bisnis, Anda dapat mengidentifikasi bakat dan hambatan yang bakal terjadi di masa depan. Dan sebaliknya, Anda juga dapat “membaca” kemungkinan kesuksesan, baik tiap pribadi maupun tim.
Tes Personality 5.0 mencakup sifat-sifat kepribadian berdasarkan teori Big Five. Tes kepribadian ini memberikan wawasan berharga tentang kekuatan maupun hambatan potensial seseorang, termasuk potensi kepemimpinannya—yang dapat dikonfirmasi dengan tes kepemimpinan kami, Leadership Potential Test.
Dikembangkan sejak tahun 2019, Personality 5.0 dirancang berdasarkan model yang mengasumsikan bahwa sifat-sifat kepribadian dapat dianggap ‘optimal’ berdasarkan persyaratan peran atau posisi pekerjaan tertentu, seperti CEO atau eksekutif senior.
Tes Personality 5.0 berdasarkan kuesioner laporan diri, dengan jawaban yang memiliki 4 pilihan jawaban sesuai situasi yang diberikan sejumlah 90 item statement yang unik. Dan tes ini hanya membutuhkan waktu rata-rata 45 menit untuk diselesaikan.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana penilaian Personality 5.0 kami dapat membantu Anda dan bisnis Anda, silakan berbicara dengan Tike 0811-210-122.