Loading...

KETERBUKAAN PADA PENGALAMAN

artikel
September 25, 2024
KETERBUKAAN PADA PENGALAMAN


KETERBUKAAN PADA PENGALAMAN

Keterbukaan: Salah Satu Sifat Pokok Kepribadian

Keterbukaan terhadap pengalaman adalah salah satu dari lima sifat pokok kepribadian menurut teori Big Five Personality. Teori Lima Besar menyatakan bahwa kepribadian terdiri atas lima dimensi utama. Setiap dimensi mewakili sebuah kontinum, sehingga Anda bisa saja tinggi, rendah, atau di tengah-tengah pada setiap sifat itu.

Keterbukaan terhadap pengalaman merupakan sifat kepribadian yang mengukur seberapa besar keinginan seseorang untuk mencoba hal baru dan mendapatkan pengalaman baru. Istilah psikologi keterbukaan (Openness) ini berasal dari teori kepribadian lima besar (alias model kepribadian lima faktor), yang juga mencakup kecermatan atau kesadaran (Conscientiousness), ekstraversi atau energi (E), kesesuaian atau keramahan (Agreeableness), dan neurotisme atau kestabilan emosional (N).

Orang dengan sifat keterbukaan yang tinggi lebih bersedia menerima hal-hal baru, ide-ide segar, dan pengalaman baru. Mereka berpikiran terbuka dan mendekati hal-hal baru dengan rasa ingin tahu dan cenderung mencoba aktivitas baru. Mereka cenderung mengejar petualangan, pengalaman, dan upaya kreatif baru. Mereka juga pandai memikirkan hubungan antara berbagai konsep dan ide.

Sebaliknya, orang yang rendah keterbukaannya cenderung lebih menyukai rutinitas, tradisi, dan kebiasaan. Mereka mendekati hal-hal baru dengan sangat hati-hati dan lebih menyukai konsistensi. Individu dengan sifat keterbukaan yang sangat rendah sering dianggap sebagai orang yang kaku dan berpikiran tertutup. Mereka mungkin merasa sulit untuk menghadapi perubahan.

Orang dengan skor O rendah mungkin kehilangan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru, termasuk perubahan yang dapat mengarah pada kemajuan akademis atau karier. Daripada pindah ke tempat baru untuk belajar di sekolah lain atau mengubah karier untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih bermanfaat, mereka mungkin tetap berpegang pada hal-hal yang rutin dan familiar.

Keterbukaan dapat berperan dalam berbagai bidang kehidupan termasuk aktivitas kreatif Anda, ideologi politik Anda, dan sikap Anda terhadap seks, dan banyak hal lainnya. Namun, penting untuk diingat bahwa ciri-ciri kepribadian seperti keterbukaan hanyalah salah satu dari banyak faktor yang membentuk kehidupan Anda. Kepribadian telah dikaitkan dengan sejumlah hasil kehidupan termasuk kebahagiaan, kualitas hubungan, dan kepuasan kerja, namun faktor lain termasuk keadaan, baik situasional maupun sosial, juga memainkan peran penting.

6 Aspek Keterbukaan terhadap Pengalaman

Terbuka terhadap pengalaman berarti terbuka terhadap empat komponen perilaku yaitu (a) tindakan, (b) perasaan, (c) pikiran atau ide — yang juga dalam bentuk (d) imajinasi atau fantasi, maupun (e) nilai-nilai. Keterbukaan ini juga mencakup pengalaman sensorik seperti dalam
ekspresi seni.

Tindakan:

Perilaku orang yang terbuka cenderung ada kemungkinan berubah. Misalnya karena mencoba pengalaman baru dan hal-hal baru. Bahkan jika rencananya tak berjalan sesuai harapan, orang yang terbuka lebih mungkin menyambut situasi itu. Ia kurang mungkin merasa frustrasi.

Sebaliknya, orang dengan keterbukaan rendah lebih menyukai rutinitas dan kebiasaan.

Emosi:

Orang yang terbuka lebih mudah menerima perasaan dan cenderung mengalami emosi yang intens.

Ide:

Orang yang terbuka cenderung menikmati percakapan yang menarik secara intelektual dan permainan yang mengasah otak. Mereka lebih bersedia menerima ide-ide yang berbeda dengan gagasannya sendiri sehingga akan lebih mudah berkolaborasi dan terhubung dengan orang lain.

Imajinasi:

Keterbukaan sering kali berkorelasi dengan imajinasi kreatif dan kemampuan berfantasi.

Nilai:

Orang yang terbuka bisa bersikap asertif terhadap pendapatnya dan mungkin menantang nilai-nilai tradisional, dengan menggunakan nilai-nilai pribadinya sebagai pedoman.

Estetika:

Keterbukaan sering kali berkorelasi dengan apresiasi terhadap seni dan hubungan emosional terhadap rangsangan estetis.

Karakteristik keterbukaan

Seseorang disebut bersifat terbuka jika ia memiliki enam karakteristik di bawah ini:

Imajinatif

Ada banyak cara untuk mewujudkan sesuatu, tetapi orang yang terbuka cenderung “berpikir di luar kotak”. Ia membiarkan fantasi dan imajinasinya memecahkan masalah; bagaikan teka-teki yang menantang.

Individu yang terbuka mengeksplorasi ide-ide dalam dirinya dan mewujudkannya; ia pada dasarnya adalah orang yang kreatif. Dengan demikian, tingkat imajinasi dan pemanfatannya untuk memecahkan masalah atau menciptakan sesuatu yang baru merupakan ciri utama keterbukaan.

Mereka yang memiliki imajinasi rendah lebih menyukai fakta dan logika daripada fantasi. Mereka kurang suka mengerjakan ide-ide abstrak, dan lebih menyukai hal yang praktis.

Minat artistik

Karakteristik berikutnya pribadi yang terbuka adalah minat artistik yang secara umum kuat. Karena itu salah satu ciri khas orang terbuka adalah senang menemukan detail dan kesempurnaan dalam segala hal yang dilakukannya. Mereka bukan hanya mengandalkan imajinasi, tetapi juga intuisi dalam kehidupan sehari-hari.

Tentu saja, individu terbuka juga secara spesifik menikmati berbagai jenis ekspresi seni. Termasuk tertarik pada alam dan peristiwa artistik — hal ini juga menunjukkan kemandirian berpikir.

Emosionalitas

Menemukan keseimbangan emosi itulah yang dimaksud dengan emosionalitas. Pribadi yang terbuka memiliki rasa ingin tahu dan kepedulian terhadap perasaannya sendiri maupun emosi orang lain. Karena lebih sanggup menerima berbagai jenis perasaan, individu yang terbuka juga cenderung lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaan mereka,
selaras dengan kemampuan mereka mengutarakan ide dan pikirannya.

Kepetualangan

Masyarakat umum menganggap salah satu ciri yang paling gampang ditengarai dari seorang yang terbuka adalah kepetualangan; seperti tampak dari keberanian mengambil risiko dan menerima apa pun hasil dari keputusan yang diambilnya.

Seseorang dengan keterbukaan tinggi memiliki pendekatan hidup yang seakan-akan serba bisa. Ia merasakan suka cita saat melakukan sesuatu yang berbeda dan di luar rutinitasnya. Terkadang semakin berisiko, semakin besar perasaan gembira yang dirasakannya. Ini karena makin tinggi kepetualangan seseorang, di dalam dirinya juga makin sedikit hambatan untuk melakukan segala sesuatu: rasa takut.

Intelektualitas

Pribadi yang terbuka secara intelektual didorong oleh rasa ingin tahu dan rasa suka cita ketika penasaran akan sesuatu — mulai dari bagaimana memecahkan suatu persoalan praktis sampai hal-hal yang bersifat abstrak. Tanda- tanda kecerdasan ini tentu bermanfaat untuk berbagai industri. Secara intelektual, orang yang terbuka cenderung lebih cerdas, bahkan lebih mampu melahirkan konsep-konsep unik.

Nilai-nilai yang lebih bebas

Keterbukaan terhadap nilai-nilai yang dianutnya membuat pribadi dengan skor O tinggi terkesan lebih bebas. Ini berkaitan dengan liberalisme pilihan atas aturan. Mereka yang memiliki sifat yang lebih merdeka percaya bahwa kekuasaan yang lebih tersebar dan memelihara keunikan dan keberagaman akan memberi solusi bagi semua orang. Ini pula yang mendorong orang dengan pribadi yang terbuka lebih bersedia mengemukakan pemikiran dan menyatakan pendapat.

Secara eksplisit, orang yang memiliki keterbukaan tinggi cenderung memiliki ciri-ciri berikut:

Kreatif

• Cerdas dan berpengetahuan luas

• Memberikan perhatian besar pada gambaran mental di kepalanya

• Tertarik pada hal-hal baru

• Senang mendengar ide-ide baru

• Suka memikirkan konsep-konsep abstrak

• Biasanya lebih liberal dan terbuka terhadap keberagaman

• Tertarik pada usaha artistik

Menyukai petualangan dalam bidang kehidupan apa pun.

Keterbukaan juga berkorelasi dengan sifat psikologis lain yang dikenal sebagai penyerapan, yang melibatkan kemampuan untuk tenggelam dalam imajinasi atau fantasi.

Tips: Cara Mengembangkan Keterbukaan

Anda dapat berupaya menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman dengan melakukan antara lain:

• Tingkatkan kepercayaan diri Anda. Lakukan hal-hal yang membuat Anda merasa lebih percaya diri (berolahraga, melakukan aktivitas yang Anda sukai, dll). Melakukan hal ini akan membantu Anda merasa lebih nyaman mencoba hal-hal baru.

• Rasakan budaya baru. Orang terbuka sangat menghargai seni, ilmu pengetahuan, dan budaya lainnya. Mempelajari pengalaman orang lain adalah cara yang bagus untuk meningkatkan keterbukaan pikiran Anda. Bepergian ke tempat baru, mengunjungi museum, dan mendengarkan jenis musik baru adalah beberapa cara untuk merasakan budaya baru.

• Perluaslah zona nyaman Anda. Salah satu ukuran keterbukaan yang paling penting berkaitan dengan kemauan untuk mencoba hal-hal baru. Temukan hobi baru, mencoba restoran baru, atau berlibur ke tempat baru untuk meluaskan zona nyaman.

• Coba pahami pendapat yang berbeda. Lain kali Anda berbicara dengan seseorang yang punya pendapat berbeda, lakukan yang terbaik untuk memahami sudut pandangnya.

Bagaimana keterbukaan mempengaruhi perilaku di tempat kerja

Keterbukaan terhadap pengalaman jelas berdampak pada perilaku di tempat kerja. Pada saat menimbang hal ini, pemberi kerja dan perekrut mesti memahami seperti apa keterbukaan yang dimiliki tim mereka dan bagaimana keterbukaan ini akan memengaruhi lingkungan kerja.

Penjelasan dari Personality 5.0 tentang keterbukaan ini dapat menjadi alat ampuh untuk menyelaraskan kembali dengan tujuan bisnis Anda. Jadi bagaimana keterbukaan dapat mempengaruhi perilaku di tempat kerja? Berikut ini beberapa contohnya.

Imajinasi: Kemampuan untuk mengeksplorasi ide dan solusi baru

Apakah tim Anda menghadapi masalah yang tampaknya tidak dapat diselesaikan? Semakin terbuka tim Anda, semakin besar kemungkinan Anda menemukan solusi — terkadang di tempat dan waktu yang tidak biasa.

Minat artistik: Kreativitas

Baik Anda bekerja di industri kreatif atau bidang lain yang tampak lebih logis dalam praktiknya, memiliki minat artistik dapat membuka pintu bagi pemikiran yang lebih independen di tempat kerja sehingga menciptakan ide-ide kontras yang mungkin selama ini tidak terlihat atau dipertimbangkan.

Menjaga keseimbangan emosional

Bayangkan apa jadinya rapat tim bila beberapa orang di dalamnya cenderung reaktif atau kesulitan mengelola emosinya? Seseorang yang sedang presentasi dan sekaligus merasa tersinggung karena kurang diperhatikan, tentu presentasinya akan kacau. Dan sebaliknya, ketika krisis menghadang tim tetapi sebagian besar anggota tim mampu menenangkan diri, tentulah tim lebih mungkin menemukan solusi yang efektif.

Siap mengambil dan menanggung risiko

Apakah Anda memiliki anggota atau pemimpin tim yang ingin mengambil risiko tanpa pertimbangan menyeluruh, atau sebaliknya yang mengambil risiko setelah analisis. Bisakah bisnis mengelola risiko sampai ke level yang lebih besar ataukah lebih memilih stabilitas.

Intelektualitas: Kecerdasan dan pemahaman

Memiliki tim atau sekelompok orang yang mampu menimbang pilihan yang diambil dan konsekuensinya merupakan kekuatan bagi sebuah tim. Semakin tinggi skor keterbukaan seseorang dalam aspek intelektualitas ini, semakin besar kemungkinan individu tersebut menikmati pemecahan masalah yang abstrak.

Liberalisme: Mudah berekspresi dan berbagi pandangan

Apakah Anda ingin memiliki anggota tim yang berani mengungkapkan pandangan mereka? Sebaliknya, jika sifatnya sangat liberal, apakah mereka malah akan mengganggu karena tidak mengikuti aturan? Atau Anda sendiri sebagai pemimpin ingin menciptakan disrupsi agar terjadi perubahan di dalam tim Anda? Untuk mengetahui sebesar apa disrupsi bakal terjadi adalah dengan mengukur keterbukaan.

Pengaruh Keterbukaan pada
Perilaku Lain

Keterbukaan sering dipandang sebagai sifat positif. Orang yang terbuka mempunyai tingkat motivasi intrinsik yang lebih tinggi untuk mengejar pengetahuan demi kepentingannya sendiri. Mereka ingin tahu tentang dunia dan ingin mempelajari lebih lanjut cara kerjanya. Mereka juga bersemangat mencoba hal-hal baru, sehingga mereka mungkin lebih mampu beradaptasi dan berkembang ketika menghadapi perubahan dalam lingkungan, situasi, atau hubungan mereka.

Hal ini bukan berarti keterbukaan tidak punya dampak buruk. Karena orang yang memiliki sifat tinggi ini mencari hal-hal baru, mereka mungkin juga lebih bersedia melakukan beragam perilaku berisiko.

Kreativitas

Dari lima ciri yang dijelaskan dalam teori lima besar, keterbukaan terhadap pengalaman adalah satu-satunya faktor kepribadian yang penelitiannya secara konsisten dikaitkan dengan kreativitas. Orang yang mempunyai keterbukaan tinggi cenderung lebih kreatif secara umum, lebih mengejar prestasi kreatif, terlibat dalam pemikiran divergen, dan mengambil bagian dalam hobi kreatif.

Sebuah studi menemukan bahwa keterbukaan meramalkan pencapaian kreatif dalam bidang seni, sedangkan tingginya aspek (facet) intelektualitas meramalkan keberhasilan kreatif dalam bidang sains. Seniman dan ilmuwan sering kali mendapat nilai lebih tinggi dalam tes sifat ini dibandingkan orang yang bekerja di profesi lain.

Pembelajaran dan pengetahuan

Karena orang dengan tingkat keterbukaan yang tinggi tertarik pada hal-hal baru, mereka sering kali termotivasi untuk mempelajari ide-ide baru dan memperoleh pengetahuan baru. Penelitian menemukan bahwa keterbukaan terhadap pengalaman berkorelasi dengan kecerdasan serta apa yang dikenal sebagai kecerdasan terkristalisasi. Jenis kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk menggunakan semua fakta dan pengetahuan yang diperoleh seseorang sepanjang hidup.

Keterbukaan terhadap pengalaman juga dikaitkan dengan apa yang dikenal sebagai kebutuhan akan kognisi: kecenderungan untuk melakukan aktivitas yang memerlukan pemikiran, termasuk memikirkan ide dan terlibat dalam tugas-tugas yang kompleks secara mental. Orang yang memiliki kebutuhan kognisi yang tinggi senang melakukan hal-hal seperti memecahkan teka-teki, bertukar pikiran tentang solusi masalah, dan menganalisis ide.

Saat mendengarkan suatu argumen, orang yang kognisinya tinggi cenderung fokus pada aspek ide itu sendiri, sedangkan orang yang kognisinya rendah perlu lebih memperhatikan hal-hal seperti kesukaan orang yang menyampaikan argumen.

Sikap politik

Penelitian juga menemukan bahwa keterbukaan berhubungan dengan sikap sosial dan politik. Orang yang memiliki keterbukaan tinggi juga cenderung lebih liberal secara politik. Mereka lebih terbuka dan menerima orang-orang dari latar belakang sosial, budaya, dan agama yang berbeda. Penelitian juga menemukan bahwa keterbukaan berkorelasi negatif dengan otoritarianisme sayap kanan dan pandangan politik konservatif.

Namun, meskipun keterbukaan dikaitkan dengan sikap sosial dan politik tertentu, penting untuk diingat bahwa perkembangan keyakinan tersebut jauh lebih kompleks daripada satu sifat kepribadian tunggal. Walaupun pandangan tradisional telah lama menyatakan bahwa sifat-sifat kepribadian berperan dalam pembentukan sikap politik di kemudian hari, beberapa penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara keduanya mungkin disebabkan oleh faktor genetik yang mendasarinya.

Penelitian semacam ini menunjukkan bahwa sifat-sifat lain termasuk kecermatan (conscientiousness), perlunya ketertiban (agreeableness), ketidak toleranan terhadap ambiguitas, perlunya penutupan (closure), dan rasa takut
terhadap ancaman juga berperan penting dalam membentuk pandangan politiksecara keseluruhan.

Hubungan

Keterbukaan juga bisa berperan dalam hubungan. Meskipun peran keterbukaan kurang penting dibandingkan beberapa faktor kepribadian lainnya, namun keterbukaan terbukti berperan penting dalam kaitannya dengan seks. Orang dengan keterbukaan tinggi cenderung lebih mengetahui tentang hubungan seksual, memiliki sikap lebih terbuka terhadap seks, dan memiliki lebih banyak pengalaman seksual.

Penelitian juga menemukan hubungan antara tingginya tingkat keterbukaan perempuan dan kepuasan seksual dalam pernikahan. Penelitian lain mengemukakan bahwa keterbukaan berperan dalam menentukan frekuensi seks pada pasangan menikah.1

Bagaimana Mengukur Keterbukaan

Jika Anda ingin lebih memahami keterbukaan individu maka Anda harus bisa mengukurnya. Bagaimana caranya?

Dalam tes Personality 5.0, keterbukaan diukur dengan menggunakan kuesioner laporan diri. Berisi sejumlah pernyataan Mengenai suatu situasi dan individu memilih respons yang paling mencerminkan dirinya. Tiap pilihan respon itu diberi bobot yang berbeda-beda.

Pernyataan dirancang untuk membuat individu memutuskan tanggapannya, di antara beberapa respon yang tersedia. Contoh pernyataan yang mirip dengan apa yang ada di dalam tes Personality 5.0 ini meliputi:

• Saya pandai memunculkan ide-ide baru

• Saya sering memikirkan makna yang lebih dalam dari suatu hal

• Saya ingin tahu tentang cara kerja segala sesuatu

• Saya senang memikirkan ide-ide teoritis

• Saya mempunyai banyak hobi seni

• Saya memiliki imajinasi yang aktif

• Saya nyaman berada di antara sekelompok orang yang beragam sifat dan pandangannya

• Saya menikmati diskusi filosofis

• Saya suka pergi ke acara budaya, museum seni, dan konser musik.

• Saya cenderung melamun atau terganggu oleh hal-hal yang bersifat khayalan.

Ada empat pilihan respon yang salah satunya dapat dipilih oleh individu. Apabila ia memilih respon yang menunjukkan kadar keterbukaan besar, maka skor sifat keterbukaannya akan tinggi.

Seberapa Umumkah Sifat Keterbukaan Ini?

Seperti sifat-sifat lainnya, keterbukaan terhadap pengalaman dan pengetahuan mewakili sebuah kontinum. Sebagian kecil orang cenderung memiliki sifat keterbukaan yang sangat tinggi dan sebagian kecil orang lainnya memiliki sifat terbuka yang sangat rendah, namun sebagian besar orang berada di tengah-tengah. Hanya ada sedikit informasi yang tersedia mengenai persentase orang yang cenderung tinggi, rendah, atau rata-rata dalam sifat ini.

Namun, psikolog Robert McCrae, salah satu peneliti kunci yang karyanya telah berkontribusi pada pemahaman kepribadian lima faktor, menyatakan bahwa keterbukaan cenderung mengikuti kurva distribusi normal, dengan sebagian besar orang mendapat skor sedang pada sifat tersebut dan sejumlah kecil mendapat skor sangat tinggi, tinggi atau sangat rendah.2

McCrae dan rekan-rekannya juga menemukan bahwa kelima faktor tersebut cenderung bervariasi seiring bertambahnya usia. Meskipun setiap individu berbeda, penelitiannya menunjukkan bahwa keterbukaan terhadap pengalaman mencapai puncaknya pada usia 19 tahun. Temuan tersebut menunjukkan bahwa meskipun orang yang lebih muda mungkin lebih bersedia menerima perubahan, keterbukaan terhadap ide dan pengalaman baru mungkin semakin menurun seiring bertambahnya usia.

Sebuah studi yang mengamati perbedaan lintas budaya dalam ciri-ciri kepribadian menemukan bahwa negara tempat seseorang tinggal memiliki dampak signifikan secara statistik terhadap keterbukaan. Penelitian menemukan bahwa orang-orang dari Chili dan Belgia mendapat nilai tertinggi dalam hal keterbukaan, sedangkan responden dari Jepang dan Hong Kong berada pada peringkat terendah. Analisa regional menunjukkan bahwa Asia Timur mempunyai nilai keterbukaan yang lebih rendah dibandingkan dengan wilayah dunia lainnya, sementara Amerika Selatan mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan wilayah dunia lainnya.

Bagaimana Personality 5.0 mengukur keterbukaan di tempat kerja

Tentu saja, mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti di atas sendiri dan kemudian mencoba memahami cara menandainya bisa menjadi mimpi buruk bagi tim HRD di perusahaan Anda. Itulah sebabnya SuXesstories memiliki solusi efektif untuk mengukur kepribadian para karyawan maupun pimpinan di perusahaan Anda.

Tes Personality 5.0 kami dapat digunakan untuk memahami tingkat keterbukaan kandidat atau karyawan, dan kepribadian yang lebih luas dengan menggunakan teori kepribadian lima besar yang diakui dan dihormati secara global. Bahkan Personality 5.0 dapat membantu mengidentifikasi potensi kepemimpinan maupun peran-peran lainnya, seperti peran sebagai penjual, perancang strategi, audit keuangan, dll.

Apakah Anda sedang mencari superstar berikutnya untuk bergabung dengan tim Anda, bahkan mungkin mulai mengubah dinamika tim, atau Anda ingin mengukur tingkat keterbukaan di tempat kerja Anda, penilaian Personality 5.0 dapat menganalisis semua data di satu tempat sehingga memberi Anda wawasan dalam hitungan menit.

Jika Anda merasa tim Anda perlu mengembangkan sikap yang lebih terbuka, penilaian Personality 5.0 dapat menunjukkan kepada Anda apa yang dapat dilakukan untuk membantu serta pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang sulit diubah.

Ringkasan

Keterbukaan adalah seberapa terbuka, imajinatif, kreatif, dan berwawasan luas seseorang. Orang yang berpikiran terbuka cenderung lebih menyukai variasi, mencari pengalaman baru, dan memiliki rasa ingin tahu serta tanggap terhadap lingkungannya.

Mulai dari mengeksplorasi ide-ide baru hingga mencapai keseimbangan emosional, keterbukaan diukur dalam skala yang dapat membantu bisnis berkembang dalam berbagai situasi.

Daftar Pustaka:

  1. Meltzer AL, McNulty JK. Siapa yang melakukan hubungan seks lebih banyak dan lebih baik? Lima Besar sebagai prediktor seks dalam sebuah pernikahan. Jurnal Penelitian Kepribadian. 2016;63:62-66. doi:10.1016/j.jrp.2016.05.010
  2. McCrae RR, John OP. Pengantar Model Lima Faktor dan Penerapannya. Jurnal Kepribadian. 1992;60(2):175-215. doi:10.1111/j.1467-6494.1992.tb00970.x

Related Post


KETERBUKAAN PADA PENGALAMAN
artikel
September 25, 2024
KETERBUKAAN PADA PENGALAMAN
Selengkapnya
Kepribadian 5 Besar
artikel
August 30, 2024
Kepribadian 5 Besar
Selengkapnya